Pada dasarnya setiap manusia memiliki cara hidup masing-masing, beradaptasi dan mengatasi tantangan. Secara khusus, orang memiliki keinginan, motivasi, tujuan, cita-cita, nilai, kebutuhan, dan alasan yang berbeda. Perbedaan kebutuhan dan kepentingan setiap orang itulah yang membentuk suatu karakteristik kepribadian. Setiap manusia memiliki karakteristik pribadi yang berbeda. Hal ini menjadikan setiap manusia itu unik. Perbedaan kepribadian yang ada ini harus kita sikapi dengan bijak.
Kepribadian manusia tidak ada yang benar-benar sama, mengapa demikian? Selama dua puluh lima tahun terakhir, psikolog telah mencari jawaban, dan kepribadian seseorang masih memiliki lima sifat dasar, yaitu openness (keterbukaan), conscientiousness (kesadaran), extraversion (tipe kepribadian seseorang yang minatnya lebih mengarah ke alam luar dan fenomena sosial), agreeableness (penyesuaian) dan neuroticism (kestabilan emosi).
Kita telah mengenal istilah introvert dan ekstovert, dimana orang dengan kepribadian introvert cenderung lebih pendiam dan tertutup dibandingkan dengan ekstrovert. Sedangkan orang dengan kepribadian ekstrovert cenderung lebih banyak bicara dan terbuka. Ada satu lagi kepribadian yang menengahi di antara keduanya, yaitu ambivert. Pada dasarnya, hampir tidak mungkin seseorang benar-benar introvert atau ekstrovert, hanya saja seseorang mungkin lebih cenderung ke salah satunya.
Sikap saling menghormati dan menghargai di antara sesama manusia perlu diimplementasikan untuk mencegah terjadinya pertikaian dengan cara toleransi. Toleransi menjadi tantangan tertinggi individu dalam mencapai suatu keyakinan toleransi menjadi petunjuk apabila seseorang menerima adanya perbedaan. Sikap toleransi bukan berarti harus mempertahankan keyakinannya.
Mengingat bangsa kita merupakan bangsa majemuk, sudah pasti memiliki beragam kultur budaya yang melatarbelakangi kepribadian. Tentu kita tidak dapat mengelak keadaan karena setiap manusia diciptakan unik. Oleh karena itu, kita sebagai manusia harus dapat menyikapi kondisi ini dengan bijak. Bagaimana cara kita untuk menyikapi toleransi tehadap multicultural personality? Berikut beberapa hal yang perlu kita ketahui dan implementasikan.
1.
Pahami bahwa setiap orang punya
karakter berbeda
Seperti yang telah kita ketahui
bahwa setiap orang itu unik. Mereka memiliki karakter masing-masing dan tidak
ada yang benar-benar sama. Mungkin kita dapat meniru karakter seseorang yang sangat
kita kagumi, namun tetap saja berbeda, sebab kepribadianlah yang mendasari
karakter seseorang. Kita perlu memahami dan dapat menerima relita yang ada
bahwa setiap orang terlahir dengan karakter berbeda dan kita perlu
memakluminya.
2.
Semua adalah tentang peran
Setiap pribadi berperan dalam
skenario kehidupan. Jangan pernah merasa bahwa diri pribadi ini lebih baik atau
lebih buruk, karena pada dasarnya kita berperan dalam skenario kehidupan layaknya
tokoh dalam film-film. Bayangkan saja jika semua karakter manusia sama, maka
cerita kehidupan akan menjadi hambar.
3.
Mengubah karakter seseorang sama
dengan membunuh
Pernahkah kamu melihat
seseorang yang sedang didoktrin terhadap suatu hal? Secara sederhana, doktrin
diartikan sebagai usaha mengubah atau memberi persepsi pada orang lain dengan
memberikan ajaran untuk memengaruhi orientasi pikirannya tanpa diberi waktu
untuk mengetahui baik-buruknya dari tindakan itu. Biasanya ini terjadi karena
tuntutan yang harus ia ikuti. Doktrin itu benar-benar merugikan, bertentangan,
serta menghancurkan nilai dasar potensi-potensi besar kemanusiaan. Mengubah
karakter seseorang juga dapat diartikan membunuh orang tersebut, sebab bagaimana
pun juga tindakan ini telah menghilangkan karakter aslinya, meskipun tujuannya
untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Pepatah mengatakan bahwa jika kamu
berusaha untuk menjadi orang lain, maka sesungguhnya kamu telah tiada.
4.
Jangan menghakimi seseorang atas
kepribadiannya
Kamu mungkin tidak suka atas
perilaku orang lain terhadapmu, namun kamu juga perlu tahu kepribadiannya, apalagi
jika kamu baru mengenal orang tersebut. Jangan sekali-kali menghakimi seseorang
karena kepribadiannya. Bisa jadi ini hanya salah paham dan biasanya ini banyak
terjadi pada orang yang cenderung pendiam. Mereka seringkali dianggap cuek, bersikap
dingin, sombong, tidak peduli dan sebagainya. Namun, faktanya orang dengan kepribadian
pendiam menyimpan banyak misteri yang tidak banyak orang lain tahu. Mereka adalah
orang yang penuh perhatian, memahami apa yang terjadi di sekitarnya, pendengar
yang baik, dan penyayang. Hanya saja, mereka lebih memilih untuk menyimpan apa
yang dirasakan dan hanya menunjukkan sesuatu yang perlu saja.
5.
Kita saling membutuhkan
Manusia sebagai makhluk sosial sudah
hakikatnya saling membutuhkan. Sebagai contoh seorang ekstrovert yang cenderung
lebih banyak bicara membutuhkan seorang pendengar yang baik, dan seorang
pendengar yang baik dimiliki oleh orang dengan kepribadian introvert. Seorang
introvert yang cenderung lebih banyak menghabiskan waktunya sendirian untuk
fokus pada pengembangan pikiran mereka. Introvert adalah pendengar yang baik
dan dapat memberikan saran dari pemikirannya. Seorang introvert juga bisa
belajar dari ektrovert cara berkomunikasi dengan orang lain.
Beberapa tadi adalah sedikit contoh dan implementasi toleransi terhadap kepribadian yang multikultural. Kita perlu memahami dan menerima bahwa setiap orang itu unik, tidak ada kepribadian yang benar dan salah, semua berperan dalam skenario kehidupan. Oleh karena itu, kita perlu bertoleransi dalam pergaulan dalam hal kepribadian dan karakter.