Minggu, 20 Juni 2021

Sikap Humanisme Dalam Pendidikan Pembentukan Karakter

Sikap Humanisme Dalam Pendidikan Pembentukan Karakter

Aji Trio Pamungkas

  


Pendidikan membentuk karakter

Pendidikan menjadi hal mutlak bagi orang sebagai kebutuhan hidup. Pendidikan sangat penting bagi setiap orang untuk mendidik dan mengembangkan potensi batinnya. Setiap individu dapat menjadi pribadi yang bertanggung jawab dengan kreativitas, pengetahuan yang lebih luas, dan kepribadian yang baik. Bicara mengenai pendidikan, ada dua jenis pendidikan yaitu pendidikan formal dan pendidikan informal. Kita pastinya sudah mengetahui perbedaan di antara kedua jenis pendidikan itu. Jika pendidikan formal dilakukan secara berjenjang yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan baik pemerintah maupun swasta. Sementara pendidikan informal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar pendidikan formal yang mengajarkan kursus atau pelatihan.

Terlepas dari perbedaan pendidikan formal dan informal, dalam penyelenggaraan pendidikan seringkali dibubuhi pengajaran-pengajaran lain di luar fokus bidang yang dipelajari, contohnya pendidikan karakter. Singkatnya, pendidikan karakter diartikan sebagai pendidikan yang memuat usaha dan rencana untuk pengembangan nilai-nilai karakter untuk menjadi pribadi yang bermanfaat. Karakter menjadi ciri seseorang yang memiliki nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan.

Memperkuat karakter menjadi hal utama dalam mempersiapkan generasi yang siap menghadapi tantangan global di abad ke-21. Dalam penyelenggaraan pendidikan karakter tentu harus didukung dengan tempat lembaga pendidikan yang baik, karena individu yang baik hanya bisa diperoleh dari lingkungan yang baik. Kita seringkali mendengar tindakan kekerasan dalam dunia pendidikan, baik di tingkat dasar maupun di tingkat perguruan tinggi. Hal ini bukanlah sesuatu yang seharusnya terjadi dalam dunia pendidikan.

Pendidikan dengan berorientasi pada humanisme bisa menjadi solusi untuk menciptakan sistem pendidikan yang relevan di zaman sekarang. Tujuan pendidikan humanisme secara umum adalah menanamkan prinsip bahwa tidak ada yang lebih penting bagi manusia daripada kepedulian mereka, citra manusia dan sifat karakter mereka. Dalam dunia pendidikan, humanisme erat kaitannya dengan cara semua komponen pendidikan bekerja namun masih memperhatikan unsur-unsur kemanusiaan. Sebagai manusia yang beradab harus dapat sebisa mungkin menghindari konflik, saling bahu-membahu, dan saling menguatkan. Mewujudkan pendidikan karakter yang berorientasi pada humanisme harus didukung dengan beberapa hal berikut.

  1. Menyiapkan program anti kekerasan atau ramah anak pada lembaga pendidikan dengan model pembelajaran yang mengarah pada pembinaan karater peserta didik.
  2. Meningkatkan fasilitas lembaga pendidikan yang dapat memonitori seluruh sudut kawasan pendidikan dengan baik. Tempat-tempat tersudut atau tertutup yang tidak terlihat, rawan menjadi tempat tindakan kekerasan. Selain itu, berikan suatu hukuman bagi pelaku agar tidak terjadi kejadian serupa.
  3. Menyelenggarakan program yang mampu meningkatkan pemahaman tentang persaudaraan, hati nurani, toleransi, ketulusan, dan kejujuran.
  4. Sediakan tempat layanan psikologis bagi peserta didik. Peserta didik mungkin memiliki masalah yang tidak dapat ia selesaikan sendiri atau tidak yakin untuk menceritakan pada teman, dengan adanya tempat layanan psikolog ini dapat memberikan ruang bagi peserta didik untuk terbuka dan menyelesaikan permasalahannya.

Dalam mengimplementasikan pendidikan karakter berbasis humanis ini sebagai landasan karakter dan kebajikan moralPendidikan karakter bukan hanya bersifat teori kebajikan atau etika kebajikan, tetapi keduanya mengeksplorasi peran dan relevansi sifat-sifat karakter pada kehidupan moral yang berhubungan dengannya. Pendidikan Karakter berbasis humanis, sebagai peserta didik sangat mengedepankan praktik moral, bukan hanya wacana moral dalam upaya mahasiswa sebagai agen perubahan, menginternalisasi prinsip-prinsip moral dan penanaman sifat-sifat karakter.

Perlu diingat bahwa pendidikan humanisme yang diterapkan juga harus diimbangi dengan pengembangan intelektual siswa. Sehingga akan tercipta keseimbangan antara potensi siswa dengan kemampuan intelektualnya. Selain itu, apabila keduanya tampak seimbang maka emosi diri siswa akan terkendali dengan baik. Emosi yang terkendali itulah yang akan memacu siswa untuk melakukan kegiatan yang lebih positif pula.


Minggu, 13 Juni 2021

Toleransi Terhadap Multicultural Personality

Toleransi Terhadap Multicultural Personality

Aji Trio Pamungkas

 


Kita adalah pemain dalam skenario kehidupan

Pada dasarnya setiap manusia memiliki cara hidup masing-masing, beradaptasi dan mengatasi tantangan. Secara khusus, orang memiliki keinginan, motivasi, tujuan, cita-cita, nilai, kebutuhan, dan alasan yang berbeda. Perbedaan kebutuhan dan kepentingan setiap orang itulah yang membentuk suatu karakteristik kepribadian. Setiap manusia memiliki karakteristik pribadi yang berbeda. Hal ini menjadikan setiap manusia itu unik. Perbedaan kepribadian yang ada ini harus kita sikapi dengan bijak.

Kepribadian manusia tidak ada yang benar-benar sama, mengapa demikian? Selama dua puluh lima tahun terakhir, psikolog telah mencari jawaban, dan kepribadian seseorang masih memiliki lima sifat dasar, yaitu openness (keterbukaan), conscientiousness (kesadaran), extraversion (tipe kepribadian seseorang yang minatnya lebih mengarah ke alam luar dan fenomena sosial), agreeableness (penyesuaian) dan neuroticism (kestabilan emosi).

    Kita telah mengenal istilah introvert dan ekstovert, dimana orang dengan kepribadian introvert cenderung lebih pendiam dan tertutup dibandingkan dengan ekstrovert. Sedangkan orang dengan kepribadian ekstrovert cenderung lebih banyak bicara dan terbuka. Ada satu lagi kepribadian yang menengahi di antara keduanya, yaitu ambivert. Pada dasarnya, hampir tidak mungkin seseorang benar-benar introvert atau ekstrovert, hanya saja seseorang mungkin lebih cenderung ke salah satunya.

    Sikap saling menghormati dan menghargai di antara sesama manusia perlu diimplementasikan untuk mencegah terjadinya pertikaian dengan cara toleransi. Toleransi menjadi tantangan tertinggi individu dalam mencapai suatu keyakinan toleransi menjadi petunjuk apabila seseorang menerima adanya perbedaan. Sikap toleransi bukan berarti harus mempertahankan keyakinannya.

    Mengingat bangsa kita merupakan bangsa majemuk, sudah pasti memiliki beragam kultur budaya yang melatarbelakangi kepribadian. Tentu kita tidak dapat mengelak keadaan karena setiap manusia diciptakan unik. Oleh karena itu, kita sebagai manusia harus dapat menyikapi kondisi ini dengan bijak. Bagaimana cara kita untuk menyikapi toleransi tehadap multicultural personality? Berikut beberapa hal yang perlu kita ketahui dan implementasikan.

1.     Pahami bahwa setiap orang punya karakter berbeda

Seperti yang telah kita ketahui bahwa setiap orang itu unik. Mereka memiliki karakter masing-masing dan tidak ada yang benar-benar sama. Mungkin kita dapat meniru karakter seseorang yang sangat kita kagumi, namun tetap saja berbeda, sebab kepribadianlah yang mendasari karakter seseorang. Kita perlu memahami dan dapat menerima relita yang ada bahwa setiap orang terlahir dengan karakter berbeda dan kita perlu memakluminya.

2.     Semua adalah tentang peran

Setiap pribadi berperan dalam skenario kehidupan. Jangan pernah merasa bahwa diri pribadi ini lebih baik atau lebih buruk, karena pada dasarnya kita berperan dalam skenario kehidupan layaknya tokoh dalam film-film. Bayangkan saja jika semua karakter manusia sama, maka cerita kehidupan akan menjadi hambar.

3.     Mengubah karakter seseorang sama dengan membunuh

Pernahkah kamu melihat seseorang yang sedang didoktrin terhadap suatu hal? Secara sederhana, doktrin diartikan sebagai usaha mengubah atau memberi persepsi pada orang lain dengan memberikan ajaran untuk memengaruhi orientasi pikirannya tanpa diberi waktu untuk mengetahui baik-buruknya dari tindakan itu. Biasanya ini terjadi karena tuntutan yang harus ia ikuti. Doktrin itu benar-benar merugikan, bertentangan, serta menghancurkan nilai dasar potensi-potensi besar kemanusiaan. Mengubah karakter seseorang juga dapat diartikan membunuh orang tersebut, sebab bagaimana pun juga tindakan ini telah menghilangkan karakter aslinya, meskipun tujuannya untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Pepatah mengatakan bahwa jika kamu berusaha untuk menjadi orang lain, maka sesungguhnya kamu telah tiada.

4.     Jangan menghakimi seseorang atas kepribadiannya

Kamu mungkin tidak suka atas perilaku orang lain terhadapmu, namun kamu juga perlu tahu kepribadiannya, apalagi jika kamu baru mengenal orang tersebut. Jangan sekali-kali menghakimi seseorang karena kepribadiannya. Bisa jadi ini hanya salah paham dan biasanya ini banyak terjadi pada orang yang cenderung pendiam. Mereka seringkali dianggap cuek, bersikap dingin, sombong, tidak peduli dan sebagainya. Namun, faktanya orang dengan kepribadian pendiam menyimpan banyak misteri yang tidak banyak orang lain tahu. Mereka adalah orang yang penuh perhatian, memahami apa yang terjadi di sekitarnya, pendengar yang baik, dan penyayang. Hanya saja, mereka lebih memilih untuk menyimpan apa yang dirasakan dan hanya menunjukkan sesuatu yang perlu saja.

5.     Kita saling membutuhkan

Manusia sebagai makhluk sosial sudah hakikatnya saling membutuhkan. Sebagai contoh seorang ekstrovert yang cenderung lebih banyak bicara membutuhkan seorang pendengar yang baik, dan seorang pendengar yang baik dimiliki oleh orang dengan kepribadian introvert. Seorang introvert yang cenderung lebih banyak menghabiskan waktunya sendirian untuk fokus pada pengembangan pikiran mereka. Introvert adalah pendengar yang baik dan dapat memberikan saran dari pemikirannya. Seorang introvert juga bisa belajar dari ektrovert cara berkomunikasi dengan orang lain.

Beberapa tadi adalah sedikit contoh dan implementasi toleransi terhadap kepribadian yang multikultural. Kita perlu memahami dan menerima bahwa setiap orang itu unik, tidak ada kepribadian yang benar dan salah, semua berperan dalam skenario kehidupan. Oleh karena itu, kita perlu bertoleransi dalam pergaulan dalam hal kepribadian dan karakter.